Kebaya.. apa sih yang kamu pikir tentang
kebaya? Mungkin yang ada di pikiran kita cuma baju yang kuno, yang hanya
di pake orang tua berusia lanjut, atau mungkin fashion yang tak punya
gaya buat anak muda jaman sekarang. Tapi jangan salah!! Kebaya itu
sangat terkenal dan mungkin sekarang orang luar lebih suka memakainya
daripada bangsa kita sendiri. Padahal kita tahu bahwa kebaya adalah khas
perempuan jawa di Indonesia. Nah .. kita harus tahu sejarah asal mula
kebaya..
KEBAYA, seperti juga sejarah, mengalir
mengikuti waktu, beradaptasi dengan zaman yang semakin maju dan memiliki
cerita panjang yang bisa ditelusuri hingga abad ke-15 Masehi.
Dari sisi sejarah, kebaya merupakan bentukan busana atasan yang
pertama kali dikenakan wanita Indonesia, terutama perempuan Jawa, yang
digunakan bersama kain. Namun pada akhir abad ke-19, Design kebaya
juga populer sebagai busana para perempuan Belanda yang membutuhkan
pakaian yang cocok dengan iklim tropis Indonesia. Selain itu, Model kebaya
juga pernah populer di kalangan perempuan peranakan China sehingga
muncul sebutan kebaya encim. Seiring berjalannya waktu, kebaya pun
menjadi sebuah simbol feminisme, busana khas perempuan yang kini menjadi
busana nasional dan model kebaa modern.
Kaum keturunan Eropa biasanya mengenakan model kebaya berbahan katun halus dengan aksen lace di pinggirnya. Kaum Tionghoa menggunakan design kebaya dengan potongan yang lebih pendek dan sederhana, dengan hiasan yang berwarna, lazim disebut kebaya encim.
Seiring berjalannya waktu, design kebaya
berubah dan sempat tergerus zaman. Apalagi di masa pendudukan Jepang,
di saat kreativitas dan produktivitas bangsa ditekan hingga ke level
yang paling rendah. Pendudukan Jepang di Indonesia memutus jalur
perdagangantekstil dan perlengkapan penunjangnya, akhirnya banyak rumah
produksi kebaya tutup dan hanya sedikit perusahaan batik yang bisa
bertahan.
Sejak masa itu, jejak kebaya sedikit terhapus. Para wanita pejuang
kemerdekaan yang masih menggunakan kebaya (kebanyakan jenis kebaya
kartini dan kebaya encim), kembali memopulerkannya, kendati harus
bersaing dengan busana Barat yang dianggap lebih “memerdekakan”
perempuan dari simbolisasi kebaya masa lalu, yang mengungkung perempuan
dalam lilitan korset dan kain panjang (model kebaya modern).
Sebutlah Amy Atmanto yang setiap tahunnya selalu menghadirkan kreasi baru kebaya modern,
baik secara pola, siluet, cutting, maupun material. Di tangan Amy,
kebaya bukan hanya berbahan sutra, katun, ataupun beludru, melainkan
merambah ke jalur sifon, shantung, lace, ataupun jenis tekstil lainnya,
yang kemudian ditingkahi teknik bordir, renda, pilin, lipit, layer
hingga quilt untuk mewarnai kemegahan kebaya. Tidak ketinggalan juga
aplikasi ornamen penuh kilau macam payet, kristal, atau batu-batu mulia,
sehingga kebaya modern
bukan lagi sebuah busana, melainkan sebuah karya seni. Alasan itu juga
yang membuat Amy menyebut setiap koleksinya sebagai masterpiece.
“Every piece is a masterpiece, karena dirancang dengan kekhasan
tersendiri, khusus bagi masing-masing individu,” tutur desainer yang
dipercaya menjadi ambassador Swarovski ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar